Wajah Terkini Stasiun Tanah Abang – Persoalan klasik semacam kaki lima kecil, kemacetan, serta orang dagang kaki 5 sedang membayangi alih bentuk Stasiun.
Pengoperasian penuh
bangunan terkini Stasiun Tanah Kakak men catat sesi terkini integrasi pemindahan modern di jantung Jakarta yang lebih berdaya guna, nyaman, serta aman untuk penumpang. Tetapi, di balik wajah barunya, tantangan lama semacam kaki lima kecil, kemacetan, serta kehadiran orang dagang kaki 5 sedang jadi profesi rumah yang belum teratasi.
Suara cakra besi serta tahap kaki penumpang saat ini menggema di gedung terkini Stasiun Tanah Kakak. Sehabis melampaui cara revitalisasi berangsur- angsur, salah satu stasiun tersibuk di Jakarta ini kesimpulannya sah bekerja penuh pada Pekan( 29 atau 6 atau 2025).
Gedung modern seluas 12. 000 m persegi itu berdiri berdampingan dengan gedung stasiun yang lama. Dengan kapasitas menggapai 300. 000 penumpang per hari, Stasiun Tanah Kakak saat ini diproyeksikan selaku tulang punggung konektivitas Jakarta.
Buat membenarkan peralihan berjalan mudah, aparat keamanan serta karyawan jasa klien disiagakan di beberapa titik penting, semacam pintu masuk- keluar, tangga, tangga berjalan, serta zona beranda.
” Saat ini stasiunnya lebih lapang, enggak berhimpitan seperti dahulu,” ucap Sri Andayani( 36), masyarakat Jakarta Pusat, dikala ditemui di stasiun, Pekan( 29 atau 6 atau 2025).
Yani pula menyongsong positif sistem ceruk penumpang yang saat ini lebih teratur. Walaupun sedemikian itu, beliau berterus terang kebimbangan dikala awal kali berupaya rute terkini sebab wajib membiasakan serta mengenang balik arah- arah yang betul.
Gedung terkini stasiun tidak semata- mata direnovasi, namun ditransformasi dengan cara keseluruhan. Beranda ditata balik, auditorium( hall) penting diperluas, serta ceruk penumpang dirombak supaya lebih berdaya guna.
Di bangunan terkini, penumpang masuk lewat lantai 2 serta pergi di lantai bawah. Ceruk ini didesain buat menghindari penimbunan penumpang.
Dikala ini, stasiun pula dilengkapi dengan 11 tangga berjalan serta 6 lift yang memudahkan pergerakan untuk penyandang disabilitas, masyarakat lanjut usia, bunda berbadan dua, dan bunda dengan anak bayi.
Bermacam sarana pendukung pula diadakan, semacam ruang menyusui, layanan kesehatan, mesin pengisi energi( powerbank station) untuk penumpang yang kehilangan baterai kerja ataupun laptop, sampai zona lost and found buat memberi tahu benda yang terabaikan.
Manajemen durasi ekspedisi pula ditingkatkan. Cara transit antarlintas saat ini bisa dituntaskan cuma dalam 8 menit, tanpa butuh beralih beranda dikala bertukar arah. Tidak cuma itu, Stasiun Tanah Kakak saat ini pula berintegrasi dengan layanan Transjakarta.
” Ini standar stasiun kategori bumi. Aksesnya kilat serta prasarananya komplit,” tutur Ramadhan( 43), penumpang lain yang terkini awal kali masuk auditorium terkini.
Untuk Ramadhan, stasiun ini bukan semata- mata tempat naik turun sepur. Terdapat ingatan, peperangan, serta impian yang melekat di masing- masing ujung stasiun. Saat ini, dengan wajah terkini, Stasiun Tanah Kakak diharapkan jadi lebih ramah untuk seluruh golongan.
” Kita menunggu gimana stasiun ini dapat lalu dilindungi serta dirawat. Janganlah cuma baik di dini saja,” ucapnya.
Terdapat pas di melintas Pasar Tanah Kakak, stasiun ini pula menggenggam andil berarti selaku simpul ekonomi. Ramadhan berambisi kenaikan konektivitas yang didatangkan sanggup mendesak pergerakan benda, pelayanan, dan wisatawan alhasil kegiatan ekonomi di area itu jadi lebih berdaya guna.
Sedang semrawut
Walaupun begitu, alih bentuk bangunan stasiun tidak kontan menuntaskan perkara area di sekelilingnya. Kaki lima yang kecil, kemacetan kemudian rute, dan kehadiran orang dagang kaki 5( PKL) sedang jadi tantangan jelas.
Banyak masyarakat berambisi Penguasa Provinsi DKI Jakarta ikut membuat cantik zona luar stasiun supaya selaras dengan megahnya gedung terkini.
” Stasiunnya telah baik, namun sedemikian itu pergi, jalannya macet serta kacau balau,” tutur Sita Amira( 27), konsumen KRL asal Tangerang Selatan, Banten.
Tantangan ini pula dialami oleh Arini( 31), masyarakat Jakarta Pusat. Beliau mengapresiasi bermacam sarana terkini yang ditambahkan dalam revitalisasi Stasiun Tanah Kakak, semacam lift serta tangga berjalan, yang mempermudah akses ke beranda.
Hendak namun, beliau berterus terang takut dengan kemacetan di dekat stasiun yang sedang jadi perkara besar. Beliau mengeluhkan padatnya arus kemudian rute, paling utama pada jam- jam padat jadwal, yang sering memaksanya berjalan lumayan jauh cuma buat menggapai pintu stasiun.
Beliau berambisi penguasa lekas membenahi sistem pemindahan di area itu supaya lebih mudah serta aman untuk konsumen.” Keadaannya terus menjadi kacau balau sebab kegiatan PKL yang meluber sampai ke tubuh jalur, yang pada kesimpulannya mengakibatkan kemacetan kemudian rute di dekat zona stasiun,” ucap Arini.
Pergantian alur
Sehabis lebih dari satu tahun pembangunan, KAI Commuter bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Departemen Perhubungan sah melaksanakan auditorium penting gedung terkini serta beranda rute 2 Stasiun Tanah Kakak pada Pekan( 29 atau 6 atau 2025). Dengan pengoperasian ini, beberapa ceruk layanan serta pola pembedahan penumpang pula berganti.
Cara switch berlebihan langkah kedua dicoba semenjak Sabtu( 28 atau 6 atau 2025) malam, setelah itu diiringi pengoperasian penuh semua sistem operasional bangunan terkini pada Pekan dini hari.
Manager Public Relations KAI Commuter Leza Arlan menarangkan kalau mulai 29 Juni 2025, beranda rute 2 di bangunan terkini dipakai buat melayani naik- turun penumpang commuter line tujuan Stasiun Manggarai dari arah Stasiun Angke ataupun Desa Bandan. Pengoperasian ini memenuhi desain layanan terkini yang sudah diaplikasikan semenjak 22 Februari 2025.
Pada switch berlebihan langkah awal, beranda rute 1 di gedung terkini lebih dahulu dioperasikan selaku tempat naik serta turun penumpang sepur tujuan Stasiun Angke atau Desa Bandan dari arah Manggarai.
Leza meningkatkan kalau pergantian ceruk dalam switch berlebihan langkah kedua pula mempengaruhi kepada pola pembedahan sepur Rangkasbitung. Seluruh sepur dari arah Rangkasbitung yang datang di Stasiun Tanah Kakak saat ini ditunjukan masuk ke rute 3 di gedung lama.
Sehabis merendahkan penumpang, susunan sepur hendak beralih ke rute 5 ataupun 6 buat meneruskan ekspedisi balik ke arah Serpong sampai Rangkasbitung.
Setelah itu, penumpang commuter line Rangkasbitung yang akan pergi ataupun transit ke arah Angke atau Desa Bandan bisa memakai jembatan penyeberangan orang( JPO) yang mengaitkan gedung lama serta terkini. JPO ini berikan akses langsung ke beranda 1 ataupun pintu pergi penting( gate- out) di bangunan terkini.
Sedangkan itu, penumpang Rangkasbitung yang transit ke arah Manggarai tidak butuh beralih beranda. Mereka lumayan menunggu di rute 2 sebab sepur tujuan Manggarai saat ini membuka 2 bagian pintu, ialah pintu kiri selaku akses pergi serta pintu kanan buat naik ke sepur sambungan.
” Desain ini didesain supaya ceruk penumpang lebih berdaya guna serta tidak memunculkan penimbunan. Konsumen lumayan beralih bagian tanpa wajib naik- turun tangga ataupun menyeberang beranda,” tutur Leza.
Ada pula penumpang yang akan naik sepur ke arah Serpong, Parung Jauh, sampai Rangkasbitung senantiasa memakai rute 5 ataupun 6 di gedung lama, semacam lebih dahulu.
Tidak hanya itu, bangunan terkini Stasiun Tanah Kakak pula sudah mulai difungsikan penuh selaku akses penting masuk- keluar. Penumpang yang hendak masuk ke zona stasiun saat ini ditunjukan ke gapura masuk( gate- in) di lantai 2, sedangkan mereka yang akan pergi dapat memakai gate- out di lantai bawah.
Walaupun begitu, akses dari gedung lama pula senantiasa dibuka buat elastisitas konsumen. Dengan desain terkini ini, Stasiun Tanah Kakak diharapkan sanggup melayani sampai 300. 000 penumpang per hari.
Bersumber pada informasi KAI Commuter, penumpang yang naik dari Stasiun Tanah Kakak berkisar 54. 000- 55. 000 orang tiap hari kegiatan serta 41. 000- 43. 000 orang pada akhir minggu.
Sedangkan itu, jumlah penumpang yang cuma transit di Stasiun Tanah Kakak terdaftar jauh lebih besar, ialah 145. 000- 146. 000 orang pada hari kegiatan serta 124. 000- 125. 000 orang pada akhir minggu. Informasi ini menerangkan kedudukan penting Stasiun Tanah Kakak selaku simpul transit penting dalam jaringan KRL Jabodetabek.
Kepala Gedung Metode Perkeretaapian Kategori I Jakarta Ferdian Suryo Adhi Pramono berkata, pembangunan bangunan terkini Stasiun Tanah Kakak ini menyantap perhitungan Rp 338 miliyar. Perhitungan itu melingkupi bermacam bagian, mulai dari arsitektur raga bangunan stasiun, logistik wesel, sampai pembangunan sistem operasional, semacam persinyalan, telekomunikasi, serta kelistrikan.
Cetak biru revitalisasi Stasiun Tanah Kakak tidak menyudahi pada pengoperasian bangunan terkini dikala ini. Dalam sebagian tahun kelak, hendak dilanjutkan dengan langkah kedua ataupun langkah ultimate, yang melingkupi pembangunan concourse mengarah beranda 3 serta 4 dan ekspansi beranda 3 serta 4.
” Dalam durasi tidak tahu satu sampai ataupun 2 tahun ke depan, kita berencana membuat concourse mengarah beranda 3 serta 4, sekalian meluaskan zona layanan di beranda itu,” tutur Ferdian.
Hendak namun, penerapan langkah sambungan itu sedang menunggu koordinasi dengan Penguasa Provinsi DKI Jakarta sebab berhubungan akrab dengan pengembangan area transit oriented development( TOD) di dekat stasiun.
Pengembangan ini wajib selaras dengan konsep TOD yang tengah disusun oleh Pemprov DKI. Salah satu ilustrasinya merupakan mungkin pembangunan jembatan calo yang langsung berintegrasi dengan zona concourse stasiun.
Oleh sebab itu, ketetapan dari penguasa wilayah amat diperlukan supaya penerapan cetak biru bisa berjalan bersamaan serta silih mensupport.
Alih bentuk Stasiun Tanah Kakak memantulkan usaha koreksi layanan pemindahan khalayak yang lebih modern serta ramah konsumen. Tetapi, perbaikan area dekat senantiasa dibutuhkan supaya kenyamanan penumpang betul- betul maksimal.