Ramdani, Tanamkan Angka Kehidupan lewat Keelokan Betawi – Bagi Ramdani, adat Betawi bukan semata seni, melainkan angka kehidupan.
Keelokan Betawi mengarahkan bermacam angka kehidupan. Mulai dari pengaturan diri, keelokan, sampai keseimbangan. Dengan menekuni seni Betawi, banyak pelajaran yang pula bisa dipetik. Semacam hidup silih menopang di dikala susah sampai menjaga angkatan serta menyuburkan empati.
Prinsip inilah yang senantiasa dipegang konsisten oleh Ramdani, owner Bengkel seni Silibet yang terletak di Pengadegan, Jakarta Selatan.” Untuk aku, seni Betawi tidak cuma pementasan, namun style hidup,” tutur Ramdani, Kamis( 12 atau 6 atau 2025).
Berdiri semenjak tahun 2009, Bengkel seni Silabet sesungguhnya diawali dari Peguruan Pencak Inti Badan Silibet yang ialah akronim dari tutur pencak, lipet, sabet. Ini merupakan suatu style kuntau pencak Betawi yang beliau lakukan pada anak didiknya.
Aku mulai berlatih membela diri dari eyang aku yang pula artis pencak Betawi serta pemeran gendang bibit.
Seni membela diri ini memajukan aksi yang cakap serta melingkari mematahkan rival. Seni membela diri ini ialah perubahan buatan pencak yang dibesarkan oleh Ramdani, dari 2 tipe gerakan pencak Betawi serta satu pencak dari Banten.
Perkenalan Ramdani pada seni membela diri khas Betawi ini diawali semenjak 1989, persisnya kala sudah berumur 6 tahun.” Aku mulai berlatih membela diri dari eyang aku yang pula artis pencak Betawi serta pemeran gendang bibit,” tuturnya.
Ketertarikan Ramdani pada membela diri Betawi dipantik oleh keganjilan pada aksi yang lemas, kilat, serta saklek. Tetapi, di balik itu terdapat ajaran yang lebih dalam. Pencak Betawi mengarahkan nilai- nilai hidup yang malah jauh dari kekerasan.
Ramdani mengatakan, saat sebelum si eyang mengajarinya pencak Betawi, ia dimohon buat menggali ilmu membela diri di beberapa tempat semacam di Tebet, Banten, serta Pancoran, sampai Pondok Kopi.” Sehabis puas berkelana, kemudian aku diajari oleh eyang aku,” tutur Ramdani.
Dari perpindahan itu Ramdani kecil mencicipi seluruh getir, manis, sampai asam kehidupan.” Di tempat itu, aku menekuni berartinya menghormati keluarga serta sesama,” tuturnya.
Tahun 2009 kesimpulannya Ramdani menyudahi buat membuka akademi pencak Betawi yang dikenal Akademi Pencak Inti Badan Silibet. Walaupun awal mulanya cuma terdapat 5 anak yang turut berasosiasi, Ramdani tidak patah arang. Di situ, beliau mengarahkan beraneka ragam aksi pencak yang dibarengi dengan uraian ilmu agama.
Terdapat anak muda yang dikira bandit, ataupun juru beringsang, serta senang tawuran, tetapi mereka inilah yang aku mendekap.
Dikala ini, Silabet telah mempunyai anak didik spesial pencak Betawi sebesar 50 orang. Mayoritas dari para anak didik merupakan anak muda yang tadinya disisihkan.” Terdapat anak muda yang dikira bandit, ataupun juru beringsang, serta senang tawuran, tetapi mereka inilah yang aku mendekap,” tuturnya.
Dalam pencak Betawi yang beliau ajarkan, Ramdani menancapkan bermacam angka kehidupan. Salah satunya merupakan kalau pencak ialah salah satu tipe berolahraga yang jadi media buat menyehatkan badan serta rohani.” Sebab, dalam badan yang kokoh terdapat jiwa yang segar,” tuturnya.
Pencak pula ialah metode buat membela diri serta orang lain.” Kala terdapat suatu yang mematikan jiwa, pencak dapat jadi perisai buat mencegah diri,” tuturnya.
Tetapi, yang terutama dari seluruh itu, dari pencak Betawi, para anak didik menekuni metode buat mengatur diri( self control). Dengan berlatih Pencak Betawi, tutur Ramdani, anak didik diajarkan buat dapat mengatur diri. Tidak gampang marah, marah, ataupun apalagi berdedak.
Bagi Ramdani, orang yang telah memahami pencak, tidak hendak melukai orang lain. Mereka apalagi mengarah menjauhi bentrokan serta ketegangan.
” Sebab mereka telah mempunyai ilmu serta tidak asal- asalan dalam memakai ilmu itu,” tuturnya.
Tidak punah
Sehabis bergulat dengan seni membela diri khas Betawi, tahun 2015 Ramdani menjalar ke seni Betawi yang lain, semacam Gambang Kromong, Alang Pintu, serta Ondel- ondel. Visinya cuma satu, ialah melestarikan adat Betawi supaya tidak musnah.
Sebab itu, Ramdani beranggapan, angka terhormat yang tercantum di dalam keelokan Betawi wajib ditularkan semenjak dini. Orangtua, paling utama dari keluarga Betawi, butuh memberitahukan adat Betawi pada buah hatinya supaya cara re- genarisi tidak putus.
Dalam pengembangan bengkel seni, beliau menuntun beberapa artis dari dekat Jakarta pula Tangerang.” Buat Gambang Kromong, aku bertugas serupa dengan artis dari Tangerang sebab memanglah Gambang Kromong lebih berkembang produktif di situ,” tuturnya.
Tidak dimungkiri, Ramdani mengalami beberapa tantangan. Salah satunya permasalahan keuangan para artis dampak minimnya instruksi manggung. Tetapi, tantangan itu lalu dihadapinya.
Bagi ia, pengembangan seni Betawi wajib dibantu oleh keahlian keuangan yang matang. Pada dasarnya, seni tidak dapat dijadikan salah satunya pangkal pemasukan.
” Sebab, antaran manggung artis Betawi tidak tiba tiap hari,” tuturnya. Dalam sebulan, satu tipe seni Betawi cuma menyambut orderan 2 hingga 7 antaran.
Seperti itu penyebabnya, mayoritas artis yang berpangkalan di sanggarnya pula mempunyai upaya lain, semacam berbisnis, pekerja kantoran sampai jadi juru ojek.” Tetapi, kala seni memanggil, mereka senantiasa berkomitmen buat lalu belajar,” tuturnya.
Begitupula Ramdani. Tidak hanya jadi artis Betawi, Ramdani pula membuka upaya, semacam upaya percetakan sampai agen materi kimia.” Nyatanya kedua upaya ini sanggup menopang seluruh kekurangan yang terjalin di dalam bengkel seni,” tuturnya.
Beliau menceritakan, dikala endemi Covid- 19 mendera, orderan manggung luang beradu. Kesimpulannya, Ramdani bertugas serupa dengan industri materi kimia buat menjual desinfektan pembersih tangan( hand sanitizer).
” Aku memobilisasi seluruh artis di bengkel seni yang hening antaran di Jakarta Selatan buat megedarkan serta menjual benda itu serta Alhamdulillah, seluruh berjalan hingga endemi berakhir,” tuturnya.
Saat ini, beberapa kegiatan telah balik terlaksana. Tetapi, dikala ini tantangan juga berganti, ialah gimana menyosialisasikan adat Betawi pada masyarakat Jakarta.
” Saat ini bidasan adat luar bertambah beruntun terlebih dikala alat sosial telah merebak ke seluruh lini kehidupan,” tutur Ramdani. Toh, sedemikian itu, perihal itu bukan jadi penghalang, namun kesempatan buat menjual serta memberitahukan adat Betawi lebih padat lagi.
Oleh sebab itu, untuk Ramdani, bengkel seni bukan semata- mata tempat berkesenian, melainkan media buat mencari pemecahan dari tiap permasalahan. Harapannya, para artis hendak senantiasa bergairah mengenalkan adat Betawi pada seluruh orang.
” Dengan sedemikian itu, keelokan Betawi hendak senantiasa kekal, tidak tergilas kemajuan era, Ramdani, Tanamkan Angka Kehidupan lewat Keelokan Betawi
Ramdani, Tanamkan Angka Kehidupan lewat Keelokan Betawi- Bagi Ramdani, adat Betawi bukan semata seni, melainkan angka kehidupan.
Keelokan Betawi mengarahkan bermacam angka kehidupan. Mulai dari pengaturan diri, keelokan, sampai keseimbangan. Dengan menekuni seni Betawi, banyak pelajaran yang pula bisa dipetik. Semacam hidup silih menopang di dikala susah sampai menjaga angkatan serta menyuburkan empati.
Prinsip inilah yang senantiasa dipegang konsisten oleh Ramdani, owner Bengkel seni Silibet yang terletak di Pengadegan, Jakarta Selatan.” Untuk aku, seni Betawi tidak cuma pementasan, namun style hidup,” tutur Ramdani, Kamis( 12 atau 6 atau 2025).
Berdiri semenjak tahun 2009, Bengkel seni Silabet sesungguhnya diawali dari Peguruan Pencak Inti Badan Silibet yang ialah akronim dari tutur pencak, lipet, sabet. Ini merupakan suatu style kuntau pencak Betawi yang beliau lakukan pada anak didiknya.
Aku mulai berlatih membela diri dari eyang aku yang pula artis pencak Betawi serta pemeran gendang bibit.
Seni membela diri ini memajukan aksi yang cakap serta melingkari mematahkan rival. Seni membela diri ini ialah perubahan buatan pencak yang dibesarkan oleh Ramdani, dari 2 tipe gerakan pencak Betawi serta satu pencak dari Banten.
Perkenalan Ramdani pada seni membela diri khas Betawi ini diawali semenjak 1989, persisnya kala sudah berumur 6 tahun.” Aku mulai berlatih membela diri dari eyang aku yang pula artis pencak Betawi serta pemeran gendang bibit,” tuturnya.
Ketertarikan Ramdani pada membela diri Betawi dipantik oleh keganjilan pada aksi yang lemas, kilat, serta saklek. Tetapi, di balik itu terdapat ajaran yang lebih dalam. Pencak Betawi mengarahkan nilai- nilai hidup yang malah jauh dari kekerasan.
Ramdani mengatakan, saat sebelum si eyang mengajarinya pencak Betawi, ia dimohon buat menggali ilmu membela diri di beberapa tempat semacam di Tebet, Banten, serta Pancoran, sampai Pondok Kopi.” Sehabis puas berkelana, kemudian aku diajari oleh eyang aku,” tutur Ramdani.
Dari perpindahan itu Ramdani kecil mencicipi seluruh getir, manis, sampai asam kehidupan.” Di tempat itu, aku menekuni berartinya menghormati keluarga serta sesama,” tuturnya.
Tahun 2009 kesimpulannya Ramdani menyudahi buat membuka akademi pencak Betawi yang dikenal Akademi Pencak Inti Badan Silibet. Walaupun awal mulanya cuma terdapat 5 anak yang turut berasosiasi, Ramdani tidak patah arang. Di situ, beliau mengarahkan beraneka ragam aksi pencak yang dibarengi dengan uraian ilmu agama.
Terdapat anak muda yang dikira bandit, ataupun juru beringsang, serta senang tawuran, tetapi mereka inilah yang aku mendekap.
Dikala ini, Silabet telah mempunyai anak didik spesial pencak Betawi sebesar 50 orang. Mayoritas dari para anak didik merupakan anak muda yang tadinya disisihkan.” Terdapat anak muda yang dikira bandit, ataupun juru beringsang, serta senang tawuran, tetapi mereka inilah yang aku mendekap,” tuturnya.
Dalam pencak Betawi yang beliau ajarkan, Ramdani menancapkan bermacam angka kehidupan. Salah satunya merupakan kalau pencak ialah salah satu tipe berolahraga yang jadi media buat menyehatkan badan serta rohani.” Sebab, dalam badan yang kokoh terdapat jiwa yang segar,” tuturnya.
Pencak pula ialah metode buat membela diri serta orang lain.” Kala terdapat suatu yang mematikan jiwa, pencak dapat jadi perisai buat mencegah diri,” tuturnya.
Tetapi, yang terutama dari seluruh itu, dari pencak Betawi, para anak didik menekuni metode buat mengatur diri( self control). Dengan berlatih Pencak Betawi, tutur Ramdani, anak didik diajarkan buat dapat mengatur diri. Tidak gampang marah, marah, ataupun apalagi berdedak.
Bagi Ramdani, orang yang telah memahami pencak, tidak hendak melukai orang lain. Mereka apalagi mengarah menjauhi bentrokan serta ketegangan.
” Sebab mereka telah mempunyai ilmu serta tidak asal- asalan dalam memakai ilmu itu,” tuturnya.
Tidak punah
Sehabis bergulat dengan seni membela diri khas Betawi, tahun 2015 Ramdani menjalar ke seni Betawi yang lain, semacam Gambang Kromong, Alang Pintu, serta Ondel- ondel. Visinya cuma satu, ialah melestarikan adat Betawi supaya tidak musnah.
Sebab itu, Ramdani beranggapan, angka terhormat yang tercantum di dalam keelokan Betawi wajib ditularkan semenjak dini. Orangtua, paling utama dari keluarga Betawi, butuh memberitahukan adat Betawi pada buah hatinya supaya cara re- genarisi tidak putus.
Dalam pengembangan bengkel seni, beliau menuntun beberapa artis dari dekat Jakarta pula Tangerang.” Buat Gambang Kromong, aku bertugas serupa dengan artis dari Tangerang sebab memanglah Gambang Kromong lebih berkembang produktif di situ,” tuturnya.
Tidak dimungkiri, Ramdani mengalami beberapa tantangan. Salah satunya permasalahan keuangan para artis dampak minimnya instruksi manggung. Tetapi, tantangan itu lalu dihadapinya.
Bagi ia, pengembangan seni Betawi wajib dibantu oleh keahlian keuangan yang matang. Pada dasarnya, seni tidak dapat dijadikan salah satunya pangkal pemasukan.
” Sebab, antaran manggung artis Betawi tidak tiba tiap hari,” tuturnya. Dalam sebulan, satu tipe seni Betawi cuma menyambut orderan 2 hingga 7 antaran.
Seperti itu penyebabnya, mayoritas artis yang berpangkalan di sanggarnya pula mempunyai upaya lain, semacam berbisnis, pekerja kantoran sampai jadi juru ojek.” Tetapi, kala seni memanggil, mereka senantiasa berkomitmen buat lalu belajar,” tuturnya.
Begitupula Ramdani. Tidak hanya jadi artis Betawi, Ramdani pula membuka upaya, semacam upaya percetakan sampai agen materi kimia.” Nyatanya kedua upaya ini sanggup menopang seluruh kekurangan yang terjalin di dalam bengkel seni,” tuturnya.
Beliau menceritakan, dikala endemi Covid- 19 mendera, orderan manggung luang beradu. Kesimpulannya, Ramdani bertugas serupa dengan industri materi kimia buat menjual desinfektan pembersih tangan( hand sanitizer).
” Aku memobilisasi seluruh artis di bengkel seni yang hening antaran di Jakarta Selatan buat megedarkan serta menjual benda itu serta Alhamdulillah, seluruh berjalan hingga endemi berakhir,” tuturnya.
Saat ini, beberapa kegiatan telah balik terlaksana. Tetapi, dikala ini tantangan juga berganti, ialah gimana menyosialisasikan adat Betawi pada masyarakat Jakarta.
” Saat ini bidasan adat luar bertambah beruntun terlebih dikala alat sosial telah merebak ke seluruh lini kehidupan,” tutur Ramdani. Toh, sedemikian itu, perihal itu bukan jadi penghalang, namun kesempatan buat menjual serta memberitahukan adat Betawi lebih padat lagi.
Oleh sebab itu, untuk Ramdani, bengkel seni bukan semata- mata tempat berkesenian, melainkan media buat mencari pemecahan dari tiap permasalahan. Harapannya, para artis hendak senantiasa bergairah mengenalkan adat Betawi pada seluruh orang.
” Dengan sedemikian itu, keelokan Betawi hendak senantiasa kekal, tidak tergilas kemajuan era,