Pemahaman Asal usul di Karpet Biru – Busana di Met Perdana 2025 merupakan mimik muka seni yang disulam asal usul. Khalayak black dandyism.
Bukan Met Perdana namanya bila karpet biru( tahun ini warna karpetnya biru) tidak gemerlap serta teatrikal. Inilah kencana69 dengan keramaian bentuk terbanyak yang diselenggarakan masing- masing Senin awal bulan Mei. Paduan pemahaman asal usul serta mimik muka seni mewujud dalam pakaian dandy di jalan karpet biru.
Bintang film Damson Idris mencuri lampu cahaya di Kota besar Museum of Art, New York, Amerika Sindikat, Senin( 5 atau 5 atau 2025) durasi setempat. Idris tiba dengan mobil balap, komplit dengan seperangkat versi pebalap Resep 1( F1) bercorak putih serta helm full- face” bling- bling”.
Sejenak penglihatan, Idris nampak salah kostum. Walaupun Met Perdana tahun ini dibantu pebalap F1, Lewis Hamilton, selaku delegasi pimpinan eksekutor, pakaian pebalap senantiasa bukan pakaian yang cocok tema.
Tema Met Perdana 2025 merupakan Superfine: Tailoring Black Gaya. Pemahaman tema ini ditajamkan jadi black dandyism, ialah style modern( dandy) yang termotivasi dari orang kulit gelap. Tema ini menukil asal usul dari era ke- 18 mengenai pakaian, perbudakan, serta pembebasan.
Kehadiran Idris rasanya disambut sedikit skeptis. Kilasan sinar kamera( flash) yang mengenai badan Idris terhitung hening. Juru foto serta videografer yang umumnya menganjurkan keras dari tepi karpet supaya para pengunjung dapat dipotret juga nampak antap. Idris bebas saja serta lalu bergaya.
2 orang berbaju gelap lalu mendekati Idris serta mencengkeram bagian tengah kostumnya. Satu, 2, 3, breeet…! Kostum itu sobek jadi 2. Tampaklah pakaian asli Idris malam itu. Si bintang film menggunakan seperangkat serba merah dari Tommy Hilfiger.
Beliau tampak dengan jaket merah bermotif kotak- kotak di bagian kanan serta polos di kiri. Suatu perlengkapan kaitan bertatah batu hijau serta kaitan( lapel chain) terlampir di dada kirinya. Bentuk Idris sempurna dengan rompi, sarung tangan, sepatu, serta celana flare serba merah.
Flash kamera melepaskan badan Idris. Idris yang sedang menggunakan helm” bling- blingnya” dalam sebentar jadi alat darling. Beliau melayankan performa sangat teatrikal serta mengambil atensi di Met Perdana tahun ini. Bolehlah performa ini dikira advertensi” tipis- tipis” film F1( 2025) yang diperankan Idris.
Bentuk ini terasa amat dandy menurutnya. Mengambil Vanity Fair, Idris merasa penampilannya bawa DNA nenek moyangnya.” Kala Kamu memandang bentuk modern, Kamu memandang asal usul sekalian inovasi. Kamu memandang keyakinan diri, tetapi pada dikala yang serupa Kamu memandang kerentanan,” tuturnya.
” Black dandyism”
Tema Met Perdana 2025, yang ditajamkan jadi black dandyism, pergi dari asal usul di era ke- 18. Tema itu termotivasi dari novel Slaves to Mode: Black Dandyism and the Styling of Black Diasporic Identity( 2009) yang ditulis Monica Miller.
Miller merupakan guru besar amatan Afrika di Barnard College, Columbia University. Beliau didapuk jadi kurator pengunjung di The Costume Institute, suatu unit kostum di Kota besar Museum of Art.
Ada pula Met Perdana diselenggarakan buat menggalang anggaran untuk The Costume Institute. Bagi halaman The Met, The Costume Institute mengumpulkan lebih dari 33. 000 obyek yang melingkupi pakaian serta perlengkapan wanita, pria, dan kanak- kanak. Koleksi mereka berawal dari era ke- 15 sampai era terbaru.
Karcis buat mendatangi Met Perdana menggapai 75. 000 dollar AS ataupun sebanding Rp 1, 2 miliyar. Anggaran yang sukses digalang tahun ini menggapai 31 juta dollar AS( dekat Rp 512 miliyar).
Balik ke black dandyism. Dandy dimaknai selaku laki- laki yang amat hirau pada bentuknya. Dandy pula bisa dimaksud selaku modern. Dalam rutinitas, laki- laki yang tampak necis sering diucap dandy.
Black dandyism dirunut dari asal usul perbudakan orang kulit gelap di era ke- 18. Dahulu, para tuan senang merias budaknya, paling utama pria, buat memperlihatkan kekayaan. Para budak diperlakukan selaku obyek.
Deskripsi itu berganti bersamaan berjalannya durasi. Bentuk” direbut” jadi alat mimik muka diri. Orang kulit gelap berikan gesekan perorangan pada busana mereka. Lahirlah style yang tidak cuma modern, tetapi pula apik serta istimewa. Black dandyism ikut dipopulerkan para anak muda. Tidak hanya itu, style ini jamak nampak di gereja masing- masing Pekan.
Bentuk yang awal jadi ikon ceteknya manusiawi juga berganti arti. Bentuk tidak lagi jadi perlengkapan obyektifikasi, namun mimik muka diri, daya, serta pembebasan dari perbudakan. Berias dandy pula jadi metode meluhurkan kultur serta asal usul orang kulit gelap.
Bagi musisi Pharrel Williams sekalian delegasi pimpinan eksekutor Met Perdana 2025, black dandyism bukan cuma pertanyaan pakaian, tetapi pula pertanyaan tindakan. Psikologis black dandyism dibangun semenjak dikala seorang bangun tidur serta merancang harinya. Bagi ia, kategori pekerja merupakan representasi black dandyism.
” Dari situlah saya berawal( kategori pekerja). Kamu bertugas keras selama pekan, kemudian di hari Pekan Kamu berias,” cakap Williams pada Vogue di karpet biru.
Perihal ini tidak ubahnya seni untuk Williams. Pada tanya jawab Oktober 2024, beliau mengatakan kalau seni merupakan mimik muka manusiawi yang menaruh asal usul serta mimpi.
” Kita merupakan penyintas dari apa yang bisa jadi merupakan kesusahan, godaan, serta kesusahan sangat berat yang sempat mengenai segerombol orang. Kita tidak cuma sukses bertahan, tetapi pula bawa nada, adat, keelokan, serta bahasa umum yang melewati laut,” tuturnya.
Black dandyism bukan cuma keramaian bentuk, tetapi pula selebrasi atas manusiawi, spesialnya kalangan marjinal serta migran. Walaupun tidak silih terpaut, deskripsi ini berkelanjutan dengan terpilihnya Elementer Robert Francis Prevost selaku Paus Leo XIV—yang profesinya mencakup keadian sosial—tempo hari. Sarwa kayaknya mensupport pergantian bumi yang lebih bagus.
Pemahaman beragam
Karpet biru juga gemerlap dengan pakaian terbaik yang disulam dengan asal usul serta seni. Asal usul pertanyaan black dandyism diinterpretasi dengan cara beraneka ragam, mewah, serta penuh estimasi.
Diana Ross, misalnya, muncul dengan baju jauh, komplit dengan jubah yang tidak takluk jauh. Jubah putih itu menjuntai selama 5, 4 m serta membuat para pengunjung Met Perdana bungkam di tempat. Mereka berikan ruang untuk si diva yang telah 20 tahun tidak muncul di Met Perdana buat memimpin karpet biru. Di jubah itu, Ross membubuhkan kerawang julukan buah hatinya serta 8 cucunya.
Bintang film Colman Domingo, salah satu delegasi pimpinan Met Perdana 2025, muncul dengan jubah jauh bercorak biru. Jubah tertutup itu ditimpa dengan bolero gemerlap. Beliau mengatakan bentuknya semacam badan paduan suara serta raja.
Sehabis jubah dibuka, Domingo tampak dengan seperangkat jaket kotak- kotak berwarna gelap serta putih. Lehernya dililit dengan selendang bercorak senada dengan corak polkadot. Bentuknya itu ditabrakkan dengan bros bunga gelap besar dari kain polkadot.
Sedangkan itu, Zendaya serta Anna Sawai tampak” sebandung” dengan seperangkat serba putih. Jennie yang pula personel Blackpink muncul dengan pakaian dari rumah bentuk Chanel. Bentuk itu termotivasi dari pakaian di alas peraga tahun 1920- an serta 1930- an.( AP atau AFP)