Marissa Anita, Perempuan Sosialita

Marissa Anita, Perempuan Sosialita – Marissa membintangi film mengajak penontonnya berefleksi pada diri sendiri dan mengeksplorasi identitas

Marissa Anita tengah menunggu peluncuran film terbaru yang dibintanginya, A Normal Woman, mengenai liku-liku perempuan kota metropolitan. Ia memerankan Mila dalam tontonan yang akan disuguhkan Netflix secara global pada 24 Juli 2025 itu.

”Meski kreatornya laki-laki, banyak perempuan yang dilibatkan,” ucapnya seusai diskusi industri film bertajuk ”Indonesia’s Success Story” di Jakarta, Rabu (11/6/2025). Marissa memandang tayangan tersebut menawarkan genre baru dengan menampilkan kisah yang berbeda.

Mila, protagonis yang menjadi tokoh utama, adalah perempuan dengan ekonomi mapan. Potret fenomena sosial itu menjadi jendela untuk mengintip keseharian masyarakat elite yang biasanya terlihat indah, glamor, dan menyenangkan, termasuk di dunia maya.

Banyaklah kalau lihat di media sosial, tapi Mila menghadirkan sisi yang lain. Di balik kehidupan sosialita, mungkin ada yang tak terlihat,” ucapnya. Marissa sudah menonton A Normal Woman yang mengedepankan suka duka perempuan jetset tersebut, tetapi ia tak ingat durasinya.

Hiburan itu mengajak penonton berefleksi pada diri sendiri dan mengeksplorasi identitas perempuan sebagai istri, anak, ibu, pekerja, sampai pacar. ”Jadi kolaborasi bersama untuk menghadirkan cerita yang harapannya bisa dipahami penonton secara otentik,” ujarnya.

Marissa beradu akting, antara lain, dengan Dion Wiyoko, Widyawati, Kiki Narendra, Mima Shafa, dan Sari Koeswoyo dengan shooting selama sebulan. ”Persiapannya sampai tayang butuh 1,5 tahun mulai akhir tahun 2023. Netflix terbuka dengan berbagai genre karena talenta di Indonesia sangat banyak,” ucapnya.

Nama Marissa Anita tak lagi asing di telinga publik. Ia bukan sekadar presenter cerdas dengan artikulasi yang khas, tapi kini telah menjelma menjadi ikon sosialita yang memikat, membaurkan pesona dunia hiburan, aktivisme sosial, dan fashion kelas atas dalam satu identitas yang utuh.

Di tengah gemerlap panggung sosial ibu kota, Marissa tampil sebagai figur yang unik. Ia bukan sosialita dalam definisi klasik: bukan hanya hadir di pesta-pesta elite atau parade busana mewah, tapi justru menjadi jembatan antara dunia kelas atas dan realitas sosial yang kerap terpinggirkan.

Dari Jurnalis ke Aktivis Elegan
Karier Marissa Anita bermula dari dunia jurnalistik. Ia dikenal publik sejak menjadi pembawa berita dan program talk show yang tajam dan kritis. Namun seiring waktu, ia memilih keluar dari zona nyaman. “Saya ingin lebih bebas menyampaikan kebenaran, bukan hanya membaca naskah,” ungkap Marissa dalam satu kesempatan wawancara eksklusif dengan kami di sebuah kafe kecil di bilangan Kemang.

Langkahnya tak hanya sekadar berpindah medium, tapi juga membawa misi. Ia mulai aktif dalam berbagai kegiatan advokasi perempuan, pendidikan, dan seni. Bahkan, di balik gemerlap gaun-gaun rancangan desainer ternama yang kerap ia kenakan, tersimpan pesan kuat tentang pemberdayaan perempuan dan hak atas pendidikan yang merata.

Penampilan Bukan Sekadar Gaya
Marissa dikenal dengan gaya berbusananya yang khas: elegan, kontemporer, dan selalu bernilai narasi. Di setiap kehadirannya dalam acara-acara mode prestisius, seperti Jakarta Fashion Week atau Milan Fashion Fair, ia memilih pakaian yang memiliki cerita: dari batik hasil karya perempuan desa, tenun dari komunitas adat, hingga gaun daur ulang yang mengusung pesan lingkungan.

“Fashion itu alat komunikasi. Ia bisa membicarakan isu-isu yang selama ini dianggap sunyi,” ujar Marissa. Ia tidak segan mengangkat cerita tentang ibu-ibu penenun di Flores, atau aktivis lingkungan di Kalimantan lewat caption Instagram yang puitis namun penuh makna.

Disayang Publik, Dihormati Komunitas
Tak hanya dicintai kalangan penggemar dan pemirsa media sosial, Marissa juga disegani oleh kalangan akademisi dan aktivis. Dr. Anita Kusuma, dosen sosiologi Universitas Indonesia, menilai bahwa Marissa adalah contoh baru sosialita yang berdaya: “Ia memperlihatkan bahwa kekayaan tak selalu tentang materi, tapi juga tentang pengaruh dan keberpihakan terhadap mereka yang tertindas.”

Sementara itu, dalam dunia mode, ia dijuluki sebagai “the thinking muse” oleh majalah gaya hidup luar negeri. Ia dianggap mampu membawa makna dan intelektualitas ke dalam estetika. “Marissa bukan hanya mengenakan gaun. Ia menghidupinya,” tulis editor Vogue Asia dalam ulasan khusus tentang peran sosialita Asia dalam perubahan sosial.

Kehidupan Pribadi yang Sederhana
Meskipun dikenal glamor di ruang publik, kehidupan pribadi Marissa justru sederhana. Ia memilih tinggal di rumah bergaya tropis minimalis di kawasan Jakarta Selatan, bersama suami dan dua ekor anjing adopsi. “Saya butuh ruang tenang agar bisa terus mendengar suara hati,” ujarnya seraya tersenyum.

Ia mengaku tidak terlalu mengejar sorotan kamera. Bahkan, di beberapa momen penting, ia menolak undangan media. “Saya percaya tidak semua harus terlihat. Ada hal-hal yang lebih sakral jika dikerjakan dalam diam,” katanya.

Sosialita dengan Visi Keberlanjutan
Dalam perjalanannya sebagai figur publik, Marissa konsisten mengangkat isu-isu keberlanjutan. Ia aktif dalam kampanye plastik sekali pakai, menyuarakan perlunya pengurangan jejak karbon, dan menjadi duta untuk beberapa gerakan lingkungan hidup.

Salah satu program yang ia inisiasi bersama komunitas kreatif adalah “Gaya Peduli”, sebuah platform digital yang mempertemukan brand fashion lokal berkelanjutan dengan

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *